SUDAH BESAR MASIH NONTON KARTUN?!

SUDAH BESAR MASIH NONTON KARTUN?!


     Well, pasti tidak sedikit dari kita yang pernah mendapat hadiah berupa perkataan seperti itu. Sebuah ungkapan yang menunjukkan ketidaksukaan, atau setidaknya menghindar dari anime, yang kadang mereka sebut kartun. Meskipun anime itu merupakan cabang dari kartun, tapi tetap saja telinga otaku agak rada panas jika kata "kartun" yang meluncur.

    Kartun, kata ini seolah memiliki kesan sebagai tontonan anak-anak. Walaupun pada kenyataannya tidak selalu demikian. Anime, kata ini (setidaknya bagi otaku) memiliki makna sebagai tontonan wajib, harus dinikmati, dan kadang lebih 'wah!' dari segala show lain. Walaupun pada kenyataannya tidak selalu demikian.

     Baik-baik. Kali ini kita tidak akan membahas mengenai kartun vs anime. Pelajaran eh... tulisan gaje kali ini hanya ingin mempersoalkan tentang kalimat paling pertama tadi...

Sudah besar masih nonton kartun?

   Capek banget deh. Setiap kali baru menikmati kegilaan Gintama dan Sket Dance, tiba-tiba ada teman atau keluarga, terus ngomong begitu. Arggh!! Penjelasan macam apa pun terkadang tak mempan menembus hati mereka yang telah membatu. Membatu anti anime..

     Dalam persepsi mereka, kartun atau anime hanyalah tontonan anak kecil.  Orang dewasa tuh nonton yang lebih keren dikit. Kayak film Hollywood gitu.. Well, aku sendiri kadang facepalm juga dengan model manusia seperti itu. Lihatlah, mereka mengatai kita anak kecil karena nonton anime. Padahal mereka sendiri masih nonton Spongebob!

Gubrak!!

  Sudah berapa kasus yang kutemui seperti itu. Aku tidak mempermasalahkan mereka menonton Spongebob. Tapi kenapa mereka 'merendahkan' kami yang lagi menikmati ke-moe-an Rikka Takanashi atau kekonyolan Sakata Gintoki?

Ah ah ah....

Dan sebenarnya orang yang berkata "Sudah besar masih nonton kartun?" ini ada beberapa macam sih :

1. Tipe kaku nan kolot. 
   Jenis ini yang paling mengerikan. Tidak ada kata anime dalam kamus mereka. Untuk hiburan pun, tontonannya lain. Mungkin gossip atau sinetron. Bahkan, kartun setipe Spongebob pun tidak bisa mereka nikmati, meski sudah menonton dengan segenap hati. Dan jika baru melihat gambar anime saja, seolah mata mereka terkana sinar ultraviolet yang mantap.  Aduh. Aku tidak bisa melihat bagaimana orang-orang itu bisa hidup tanpa menyaksikan anime. Aku terkadang berpikir, betapa garingnya tontonan mereka yang hanya sinetron Indonesia melulu.
    Tapi mungkin mereka punya alasan tersendiri. Sebagian besar mungkin karena ingin menjadi 'benar-benar dewasa'  dengan meninggalkan segala atribut kekanakan. Dan kartun, menjadi salah satu yang menurut mereka harus ditanggalkan. Atau mungkin mereka pernah mengalami suatu 'trauma' tertentu ketika menonton anime atau kartun. 

2. Tipe Ikut-Ikutan 
    Jenis kedua ini terkadang mengolok para penggemar anime karenna hanya mengikuti orang lain saja. Maksudnya ya, jika ada yang menghina ya mereka ikut menghina. Jika tidak ya diam saja. Tipe ini tidak terlalu berbahaya. Tapi dengan sedikit dorongan saja, mulutnya bisa setajam tipe pertama.

3. Tipe Tidak Punya Waktu
    Jenis ketiga biasanya mereka yang tidak terlalu banyak waktu luang. Mereka terkadang tidak sempat menikmati tontonan bermutu. Karena itu, kebanyakan jenis ini hanya merasakan keindahan film-film Hollywood yang tak panjang dan bertele-tele. Jenis ini pun sebenarnya kadang juga menontong kartun ringan yang santai, macam Larva, Shaun the Sheep dan sejenisnya. Ya benar, mereka membutuhkan hiburan yang bisa menghilangkan stress. Meski begitu, dengan sedikit dorongan, tipe ini juga bisa menjadi penonton anime. Dan tentunya, anime yang tidak terlalu serius dan membutuhkan pemahaman berlarut. 

4. Tipe Tsundere
    Nah kalau yang ini, sebenarnya mereka doyan banget nonton anime. Tapi pas sendirian atau saat bareng rekan seperjuangan saja. Dan begitu berada di dunia luar, tampilannya jauh banget dari yang namanya otaku. Baju rapi, celana hitam, sepatu mengkilap, pakai kacamata tebal dan rambut disisir rapi. Wuih!! Dan jika ada teman sekelas ato kantornya yang menonton anime, dia kadang bertanya "Eh, nonton apa sih?" , padahal dia sendiri sudah tahu anime itu. Atau bisa saja, saat orang lain lagi melihat anime di kerumuman kelas, dia pura-pura berdiri di belakang dan menonton diam-diam dari kejauhan.
    Satu lagi, saat teman nonton anime yang dipinjam / didapat darinya, tipe tsundere akan langsung menjaga jarak dan ngobrol dengan teman lain. Lalu setelah itu sok mbelum tahu anime itu dan ikut-ikutan nonton dengan malu-malu. Dan jika teman itu berkat, "Ini anime dari si X kok." Si X, tipe tsundere ini bakalan langsung mengelak dan sok tenang.

"Ah. I-itu kartun yang download adikku kok. Kebetulan aja di laptopku. Aku sih gak nonton kartun lagi".

5. Tipe Mesum
    Simpel saja. Jenis ini akan mengatai kita yang menonton anime sebagai anak kecil. Di dalam otak mereka kebanyakan hanyalah hal kotor dan seringnya menonton film dewasa. Dan jelas, kartun bagi mereka tidak menyediakan hal semacam itu. Namun, begitu kita menyodorkannya anime ecchi apalagi H, seketika juga air liur mereka mengalir kencang sederas hujan di Ending Song Gintama Samurai Heart. Hehehe... Just kidding kok yang bagian terakhir ini....

Nah, itulah sekilas beberapa jenis orang "Sudah besar masih nonton kartun?"

Insya Allah, semoga sedikit informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua!

0 Response to "SUDAH BESAR MASIH NONTON KARTUN?!"

Post a Comment