BUKU & E-BOOK, SENSASI MELAWAN TEKNOLOGI

BUKU & E-BOOK, SENSASI MELAWAN TEKNOLOGI


     Buku, tidak bisa dipungkiri lagi merupakan salah satu penemuan peradaban dunia yang sangat penting. Begitu berharga, dan menjadi sumber pengetahuan untuk menyelami karya-karya agung yang terpatri di dalam tinta inspirasi. Bahkan bisa dibilang, tolak ukur majunya suatu peradaban adalah keberadaan dokumentasi tertulis dan adanya perpustakaan, -dimana dengan ini kita bisa bayangkan ribuan hingga berjuta jubel buku terpampang dengan jumawa, menunggu untuk disantap ilmunya oleh setiap manusia yang membaca

     Tentunya, setiap buku, dengan beragam tema dan literatur bervariasi, memiliki value tersendiri. Dan tak bisa dipungkiri, adanya suatu penilaian kualitas untuk setiap buku. Baik dari genre yang sama atau tidak.

     Buku yang berupa kita-kitab suci memiliki tempat sendiri yang sangat amat tinggi di hati tiap orang yang mempercayainya. Sakral, itu lebih tepatnya. Kesuciannya tidak boleh dinodai, baik dalam hal literatur maupun secara fisik. Bisa dibilang, kitab suci berada di level tertinggi, dimana jenis buku lain takkan bisa menyentuh atau menggapainya.

      Dan jika ada jenis tertinggi, tentunya ada pula tingkatan buku lain, yang oleh kesepakatan umum secara serempak menempatkan buku buku itu dalam ruang-ruang tertentu. Terbagi dalam beberapa kelas dan manfaat yang berbeda.

     Okelah, bukan jenis buku yang akan kita bahas. Dan apa pun itu, buku merupakan luapan sumber inspirasi sang penulis yang diabadikannya dalam  karya untuk dunia. Sebuah inspirasi dari pemikiran yang menari dalam tinta di atas kertas. Sebuah bagian dari peradaban dunia dan bagian dari sejarah.

Uhmmm.. Ahhh... Bahasanya di bagian atas sok-sok banget sih. Hahaha.....

     Namun, nah ini dia topik utama... seiring dengan perkembangan zaman lagi, ada satu kondisi dimana buku terkadang tak perlu dibuat dengan susah payah dari batang kayu. Tidak secara fisik harus bisa diraba, dipegang, dicium harum kertasnya. Sekarang, muncul istilah baru tentang model buku terbaru, yaitu e-book.

     E-book? Ya... Pasti kita semua pernah mendengarnya dong. E-book adalah buku yang pada bagian output-nya berusaha elektronik, telah terkonversi menjadi sebuah file dan bisa dibuka dengan gadget kita. Mulai dari komputer, laptop, smartphone, tablet dan sebagainya. Ini tentu sangat menarik. Keberadaan teknologi yang semakin merasuk ke berbagai sendi kehidupan, mau tak mau juga mengubah pola membaca sebagian manusia. 

     Yang dulunya suka membalikbalik kertas, sekarang tinggal tuing-tuing mencet smartphone-nya. Yang dulu harus susah payah belanjad di toko buku, sekarang tinggal download aja, atau beli secara online.Yah, namanya juga perkembangan teknologi, mau tak mau lah akan menciptakan suatu inovasi baru. Dan yang menjadi "proyek" untuk kasus kali ini adalah buku, yang merupakan salah satu instrumen dasar peradaban.

     Yup, kita bisa lihat sekarang e-book berbagai jenis buku sudah ada. Tinggal memanfaatkan Mbag Google, semua bisa diakses. Beres. Namun, ada satu yang menggelitik juga sih. Akankah buku konvesional bertahan dengan serbuan dunia eletronik ini? Hmmm... Cukup dilematis juga. Dan penulis pun pernah berdebat dengan teman tentang masalah ini. Hah, cukup menyita waktu juga...

     Namun, bagai dua sisi mata uang. Buku konvensional maupun e-book memiliki kelebihan dan kekuragan tersendiri. Suatu hal yang tak bisa dipungkiri. Selalu saja ada celah dari inovasi lama yang berhasil ditutupi oleh invoasi baru. Dan begitu juga sebaliknya, ada kekurangan di sistem baru yang nyatanya tak bisa mengadopsi nilai-nilai positif lain inovasi lama.

     E-book, pada dasarnya menawarkan kesimpelan dan kemudahan, terutama dalam hal penyimpanan berkas. Coba bayangkan, hanya dengan satu gadget, misalkan smartphone, kita bisa mmiliki puluhan, ratusan, hingga ribuan buku elektronik. Waw... Inilah keunggulan utama sistem e-book yang sangat amat menguntungkan. Dalam proses mendapatkannya, nah ini yang juga membuat e-book bisa sedikit jumawa. Tinggal dibutuhkan koneksi internet, maka kita dengan mudah bisa mencari buku-buku yang kita cari di dunia web. Sangat praktis bukan? Apalagi dengan adanya berbagai website yang menyediakan e-book, seperti Amazon, sungguh sangat membantu. Hmm... Harga, rata-rata e-book dijual dengan harga standar, namun cenderung (sedikit) di bawah harga buku konvensional. Mau yang murah alias gak bayar sama sekali? Tinggal download aja deh dengan bantuan Mbah Google. Dengan kata lain e-book pun bisa didapatkan tanpa biaya sedikit pun...

     Salah satu fitur yang umumnya terdapat pada e-book adalah search dan go to. nah ini dia. Rata-rata software untuk membuka e-book sudah memiliki fitur pencarian. Ini sangat-sangat berguna sekali. Misalkan kita ingin mencari-cari adegan tertentu dari buku yang sangat melekat di hati. Tinggal manfaatkan deh fitu search dan go to ini. Search untuk mencari kata-kata yang ada di dalam e-book tersebut. Sedangkan go to untuk menuju halaman tertentu yang kita inginkan. Praktis. Tidak perlu bolak-balik kertas.

      Meski banyak fitur menggiurkan dari e-book, entah kenapa keberadaan buku konvensional masih tetap ada. Dan bahkan seolah tak terlau berpengaruh dengan kehadiran e-book. Ya, buku konvensional punya caranya sendiri untuk tetap hidup dan eksis di masyarakat.

     Estetika. Mungkin inilah salah satu poin paling menonjol buku konvensional atas e-book. Manusia selalu menyukai keindahan. Dan tak bisa dipungkiri buku konvensional, dengan halaman tebal dan cover yang mencolok, berhasil memikat sisi romantis dan melankolis manusia. Rata-rata orang lebih senang mempunyai ribuan buku dalam raknya yang panjang dan dipajang denga bangga di rumah, daripada hanya menyimpan ribuan buku dalam gadget.

     Meski pada teorinya, e-book "harusnya" lebih mudah dibaca dimana dan kapan saja karena mudahnya mengakses, tapi realita berkata lain. Orang lebih suka membaca buku konvensional dengan bau khas kertas dan covernya. Coba bayangkan, terlihat anggun mana, wanita yang membaca buku tebal di bawah pohon rindang, dengan wanita membaca e-book di bawah pohon rindang? Hmmm... Hawanya berbeda ya....

     Ada suatu kredit tersendiri bagi orang yang dengan "epic" nya membaca buku biasa dengan santai. Tidak terkekang pada gadget. Gadget pun baterainya perlu di-charge, sehingga terkadang kita menunda dulu niat membaca e-book di tempat yang penuh semilir angin semerbak. Wuihhh.. Sok puitis...

     Sensasi. Itulah suatu perasaan yang didapatkan dari membaca buku konvensional. Bau kertas yang khas, suara membolak-balik halaman yang menggoda, lekukan-lekukan kecil pada buku, dan sebagainya. Semua memiliki nilai historis dalam perjalanan hidup sang pemilik buku. Nah, lebih senang diberi buku konvensional atau buku e-book oleh suami? Rata-rata wanita memilih  buku konvensional. Kesan romantisnya dapat kan?

     Penjabaran ilmiah lain, membaca buku konvensional setidaknya lebih aman untuk mata daripada dengan e-book yang menggunakan gadget. Pemantulan cahaya yang terkadang tidak di-manage dengan baik oleh gadget menjadi salah satu penyebabnya. Walau sekarang, pengembangan lensa gadget untuk terasa lebih comfortable bagi para pembaca terus dilakukan.

     Nah, masing-masing memiliki keunggulan. E-book lebih menang dalam hal kepraktisan dan penyimpanan. Namun, buku konvensional memiliki tempat tersendiri di hati manusia yang mencintai keindahan dan sesuatu yang... klasik.

Insya Allah, semoga sedikit informasi yang dibagi ini bisa bermanfaat bagi kita semua!

1 Response to "BUKU & E-BOOK, SENSASI MELAWAN TEKNOLOGI"

  1. TOTO® Custom Bellatin Wedding Bedding bands
    TOTO® Custom Bellatin Wedding Bedding bands are designed for wedding planners. The band has been ford titanium designed titanium uses to titanium water bottle fit any ceremony occasion in titanium quartz meaning your is titanium a metal heart.

    ReplyDelete