Editor Video, Kesabaran dan Kreativitas yang Diuji

Menjadi konsumen dari suatu film itu sudah biasa. Tapi, pernahkah untuk berpikir menjadi pihak yang berada di balik layar suatu film? Tentu saja kita akan mendapatkan pengalaman dan point of view yang berbeda. Kita tak lagi memakai mata sebagai seorang penonton saja. Kita menggunakan mata sebagai pengarah suatu film untuk menjadi seperti yang diinginkan. Semua berawal dari penasaran. Aku pun waktu sekolah juga sangat menggemari aktivitas satu ini. Membuat film. Meski di sekolah kami tidak ada ekskul yang secara resmi diangkat sebagai pusat pembuatan video, tapi itu tidak menyurutkan langkah. Pertama karena melihat video dari kakak kelas. Dan setelah itu, ada rasa kagum dan juga iri. "Hebat juga. Ah, aku pasti juga bisa". Biasalah, waktu itu 'kan lagi seneng ikut-ikutan.
     Dan tak berapa lama, akhirnya aku dan beberapa teman sekelas bersiap membuat video. Mulai dari script, pembagian akting, dan segalanya. Tapi akhirnya... gak jadi! Ya, gak jadi! Angan tinggalah sebuah kenangan. Yang pertama memang gagal. Setelah itu, aku pun iseng-iseng ikut dengan kakak kelas yang lagi buat video buat ekskul Rohis. Semoga saja dari sini, aku bisa mendapatkan ilmu cara membuat video yang baik. Tentu saja harapanku mengembang, karena beberapa senior sudah cukup tersohor sebagai bintang film maupun produser ‘amatiran’ di sekolah. Aku pun dengan senang hati mengikuti  kegiatan mereka.
     Dan persiapan yang dilakukan sungguh.. amburadul!  GUBRAK! Semua bayanganku sirna deh…
Yah, peralatan ala kadarnya. Aktornya  juga asal comot aja. Naskah tidak ada. Kamera, cuma camdig dengan baterai Alkalin yang sepasang cuma tahan dua jam.. Kacau sekali...
Tapi dari sanalah, aku perlahan demi perlahan mulai memahami makan seorang di balik layar. Terutama seorang editor. 
Dan waktu itu, kakak kelas memberitahuku & berkelakar, :
"Tidak usah pakai naskah. Biarkan semua mengalir saja."

     Pernyataan yang absurd, tapi kadang juga ada benarnya. Hehehe... Sudah berkali-kali membuat film kecil-kecilan. Sudah berkali-kali pula cerita dalam naskah tidak bisa diterapkan dalam syuting real. Selalu saja ada kendala yang menyertai.Begitulah.Editor video, yang secara definisi berarti orang yang menyusun frame tiap bagian menjadi satu padu dan saling menyambung. Serta memberikan kesan agar film terkesan nyata. Tidak dibuat-buat.
     Namun pada kenyataannya, terkadang seorang editor pun harus melakukan pekerjaan lebih luas. Mengarahkan arah cerita sesuai naskah. Memberi masukan pada pengambilan gambar, dan sebagainya. Sang editor diwajibkan memiliki setiap sense dan view dari para pelaku balik layar lain, sehingga dirinya bisa menerjemahkan keinginan mereka dalam film.Pembuatan video bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Bahkan dengan kamera HP pun bisa lancar. Jangan beranggapan jika kita harus memiliki kamera mahal tingkat tinggi, baru bisa berkarya. Itu salah. Semua perlangkapan tadi, akan percuma jika kita tidak memiliki ide dan pemikiran yang jenius dalam menyusun film.
     Film pada dasarnya adalah cerita. Dan cerita itu adalah tulisan yang memiliki alur. Dengan kata lain, naskah sangat diperlukan. Oleh karena itu seorang sriptwriter harus bisa membuat imajinasinya tertuang dalam tulisan, dan bisa ditangkap oleh semua pelaku film-maker lain. Pastikan juga untuk memanfaatkan segala setting dengan baik. Dengan kata lain, naskah tidak hanya terbatas pada dialog perkarakter saja. Semua itu harus didukung dengan setting background yang mumpuni, terutama dalam kondisi dramatis. Garis besar cerita berada dalam naskah. Setidaknya pastikan 80 hingga 90 persen cerita naskah berjalan. Meski kadang, improvisasi diperlukan bergantung pada situasi dan lingkungan sekitar. Dan perlu dicatat, tidak semua yang kita rencanakan dalam dialog bisa berjalan lancar. Mungkin kita memang sudah punya gambaran akan adegan bertarung yang seru di lorong kelas. Berharap aksi fantastis seperti laga Hollywood bisa kita lakukan. Itu bukan pemikiran yang salah. Berharap bukanlah kesalahan. Tapi ingat, saat pengambilan gambar tidak sesuai dengan harapan, kita harus menemukan alternatif.

Saat pengambilan gambar tidak sesuai harapan, kita harus menemukan alternatif.

     Dari sini, kita bisa mulai merasakan hambatan dari proses film-making. Kita wajib memiliki imajinasi yang tinggi. Ini sangat diperlukan. Bagi seorang kameraman, dia harus bisa menentukan sudut pandang terbaik, dengan pencahayaan yang pas. Dan sudah tentu, pengambilan gambar dari sudut depan harus sering-sering divariasi. Kameraman HARUS bisa mengarahkan view penonton dengan cara yang anggun, dan tidak terkesan monoton. Akan sangat berguna jika kita memiliki referensi yang cukup. Misalnya, kita bisa meniru sudut pengambilan gambar  dari suatu anime. Karena harus diakui, meksi hanya animasi, sudut pandang yang ditawarkan anime sangatlah bervariasi. Kita tidak boleh stuck pada satu posisi terlalu lama. Penggunaan close up benar-benar disesuaikan dengan kondisi. Emosi yang ingin disampaikan film, semua akan sangat ditentukan bagaimana pengambilan sudut video dilakukan. Kesalahan sedikit saja bisa menyebabkan hilangnya momen tertentu. Satu lagi yang penting bagi kameraman, jangan sampai kamera bergoyang geje!
Jika tak punya tripod, kita bisa memakai fitur lain kok. Dulu, aku pernah memakai kursi yang ditumpuk dengan tas. Atau juga mengikat video di atas jendela kelas. Hehehe... Keterbatasan menimbulkan kreativitas.
Keterbatasan menimbulkan kreativitas

     Figur penting lain adalah aktor. Ya, video tanpa aktor, bagai ayam goreng tanpa ayam. Gak ada feel-nya! Perlu diingat, aktor di sini tidak terbatas pada manusia saja, tapi bisa juga hewan atau robot(?). Untuk beberapa video tertentu, ketidakberadaan aktor bisa ditoleransi, misalkan video iklan. Tapi, jika membuat cerita seperti tentang film berantem atau drama, aktor wajib dibutuhkan!
Yah, tidak usah jauh-jauh cari aktor. Cari teman sekelas. Aktor atau aktris ini merupakan pekerjaan yang seru. Tidak ada diskriminasi antara kegantengan dan kejelekan di sini. Semua bisa jadi aktor. Tergantung perannya nanti sih...
(Tapi pengalaman pribadi, biasanya orang yang paling kocak dan jadi badut kelas, dialah sang aktor utama.)
     Masalah akting, memang kita tidak bisa berharap banyak. Tapi setidaknya jangan malu-maluin aja. Usahakan agar pesan dari cerita bisa tersampaikan. Jangan kaget jika kita akan melakukan pengulangan adegan hingga berkali-kali. Terkadang, ada saat dimana output yang kita inginkan berbeda dengan tindak-tanduk sang aktor di medan syuting.
      Keberadaan editor, -sekali lagi kukatakan- sangat dibutuhkan demi melakukan finishing. Dia harus  bisa menangkap keinginan sutradara. Bisa menghubungkan tiap kepingan video dengan baik, memberikan efek yang pas, dan juga pemasangan BGM yang sesuai. Ini penting. Video tanpa BGM terkadang tak bisa mengeluarkan emosi yang diharapkan. Video dan musik merupakan satu kesatuan yang akan menunjan kesuksesan film ini. Terkadang, suatu scene yang sangat menawan bisa rusak begitu saja, jika penggunaan musik latar belakang tak sesuai suasana. Pilihlah dengan bijak. Penggunaan instrumental song jelas lebih direkomendasikan. Jika lagu dengan vocal, sedikit dikhawatirkan akan bisa mengganggu suara dari actor itu sendiri. Dan jika pun terpaksa memakai lagu ber-vokal, pastikan pengaturan volume suara sudah pas.
Editor pun harus bisa memilah bagian penting, dan membuang scene geje. Terkadang, dia harus pintar meyakinkan sutradara mengenai pengaturan finishing video. Karena tidak jarang keinginan sutradara tidak sreg dengan keinginan editor, yang lebih memahami teknik dan 'seni' finishing film.
Hmmm....
     Ada satu lagi, sosok tak tergantikan lain. Seksi pembantu umum. Ya... Tanpa dia, kru lain akan kerepotan untuk mengurus makanan, membeli baterai alkalin baru (yang ini pasti kualami), mengangkut barang bawaan, dan sebaganya. Mungkin kerjaannya seperti pembantu (memang pembantu kok!), tapi dia berdedikasi tinggi pada job-nya. Hiks..hiks...
     Itu sepercik pengalaman pribadiku dalam membuat video. Dengan bantuan dan kerja sama semua anggota tim, kami pun berhasil melintasi gunung tertinggi,dan menyelami lautan terdalam (lho?). Kami mampu menyelesaikan beberapa video selama di sekolah tercinta. Mungkin tiu bukan video menggemparkan atau dashyat penuh efek seperti punya Hollywood. Tapi kami punya harga diri dan kebanggaan tersendiri bisa memproduksi karya pribadi.

Kami punya harga diri dan kebanggaan tersendiri bisa memproduksi karya pribadi.

Rumit?
     Semua memang terkesan sulit. Tapi, show must go on! Kita tidak akan pernah bisa jika tidak mencoba. Luaskan imajinasimu dan berikan sentuhan terbaik bagi video-mu sendiri. Selama kita memiliki passion dan bersungguh-sungguh, Allah akan memberikan jalan terbaik pada kita.

                                                                           Ganbatte!!

0 Response to "Editor Video, Kesabaran dan Kreativitas yang Diuji"

Post a Comment